Rabu, 02 Mei 2012

My Favorite of The VESPA




FEVER Vespa in the country is strongly influenced by the Vespa Congo. The bike is a gift to the Government of Indonesia Indonesia Peacekeeping Force who served in the Congo at that time. Since then, the bike began to rage. In the early 1960's Vespa began to enter Indonesia with ATPM (sole agent) PT. And Motor Indonesia. At that time, bought a Vespa means buying a symbol of social status.Only certain people from upper middle class who could afford it. People were proud to ride a Vespa when. There are many stories about the sku-ter of this Italian product. These stories are not only common but belongs to the people of Indonesia Indonesia characters who have interesting stories with his Vespa. As quoted from beritavespa. com, Gus Dur, the father of pluralism of Indonesia and President of the Republic of Indonesia to 4 since the young are already familiar with the Vespa, and even had an accident with the scooter in 1978. Gus Dur had an accident to make matakirinya tekena broken motorcycle he was driving rear-view mirror.
Another case with Jusuf Kalla. 
Former Vice President to the SMA 10 is when the tread is also ride a Vespa in 1958 he bought his father. Likewise with Sudarsono.Former Defence Minister and Ambassador to Britain is like riding a Vespa in college. One moment he was driving was hit by a Bajaj Vespa in Jalan Sultan Syahrir. Feeling aggrieved, Juwono took the case to the police station. But upon arrival at the police station, he even canceled his demands on the grounds of pity and do not have the heart to the driver who hit him Bajaj.
Vespa interesting note that the award is also inseparable from the tradition in the world kemili-Teran. 
Some sources say that for a green Vespa 150 cc was given to soldiers of higher rank level, while the yellow and blue 125 cc for the lower rank level. In addition to the complete identity of the Vespa is also pinned a sign of the number of soldiers is concerned, on the other side ran handlebar (the handlebar) oval shaped made of brass and an award plaque that accompanies it.
Local importers contribute to the development of the Vespa in the country. 
Until recently stopped by the Vespa sudahpuluhan variants in Indonesia. From the oldest to the most recent in Indonesia. Until now * "Indonesia may still be called a paradise Vespa. Vespa species into Indonesia is also quite diverse. From jertis Super Vespa Sprint, PX, PS, Excel, Exclusive,-PTS, Special, and so forth.However, the rise of exports to foreign countries Vespa to some extent reduce the population in Indonesia Vespa.
First Vespa brand is closely related to the public perception of high quality, meriengah-up, and dashing. 
And many people pursue social status by buying a Vespa because car prices are very high at that time.



DEMAM Vespa di tanah air sangat dipengaruhi oleh Vespa Congo. Sepeda motor tersebut merupakan pemberian Pemerintah Indonesia terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia yang bertugas di Congo saat itu. Sejak itu, sepeda motor tersebut mulai digemari. Di awal tahun 1960-an Vespa mulai masuk Indonesia dengan ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) PT. Dan Motor Indonesia. Pada waktu itu membeli sebuah Vespa berarti membeli sebuah simbol status sosial. Hanya orang-orang tertentu dari kalangan menengah ke atas yang sanggup membelinya. Orang-orang pun bangga apabila bisa mengendarai Vespa. Ada banyak cerita tentang sku-ter produk Italia ini. Cerita-cerita tersebut tidak hanya milik rakyat Indonesia biasa tetapi tokoh-tokoh Indonesia yang memiliki cerita menarik dengan Vespa- nya. Seperti dikutip dari beritavespa. com, Gus Dur, bapak pluralisme Indonesia yang sekaligus Presiden RI ke 4 ini sejak muda sudah tidak asing lagi dengan Vespa, bahkan sempat mengalami kecelakaan bersama skuternya pada tahun 1978. Gus Dur mengalami kecelakaan hingga membuat matakirinya tekena pecahan kaca spion motor yang dikendarainya.
Lain halnya dengan Jusuf Kalla. Mantan Wakil Presiden RI ke 10 ini ketika menginjak SMA pada 1958 juga mengendarai Vespa yang dibelikan ayahnya. Begitu juga dengan Juwono Sudarsono. Mantan Menteri Pertahanan dan Duta Besar RI untuk Inggris ini suka mengendarai Vespa pada saat kuliah dulu. Satu saat Vespa yang dikendarainya ditabrak Bajaj di Jalan Sultan Syahrir. Merasa dirugikan, Juwono membawa kasus itu ke kantor polisi. Namun setibanya di kantor polisi, dia malah membatalkan tuntutannya dengan alasan kasihan dan tidak tega dengan sopir Bajaj yang menabraknya.
Menarik disimak bahwa penghargaan Vespa tersebut juga tidak terlepas dari tradisi dalam dunia kemili-teran. Beberapa sumber mengatakan bahwa untuk Vespa yang berwarna hijau 150 cc diberikan kepada tentara yang lebih tinggi tingkat kepangkatannya, sementara yang berwarna kuning dan biru 125 cc untuk tingkat kepangkatan yang lebih rendah. Selain itu guna melengkapi jati diri atas Vespa dimaksud juga disematkan tanda nomor prajurit yang bersangkutan, pada sisi sebelah lari handlebar (stang) yang berbentuk oval terbuat dari bahan kuningan serta sebuah piagam penghargaan yang menyertainya.
Importir lokal turut mendukung perkembangan Vespa di tanah air. Sampai saat ini sudahpuluhan varian Vespa yang mampir di Indonesia. Dari yang paling tua hingga yang paling baru ada di Indonesia. Sampai saat ini*" Indonesia mungkin masih bisa disebut sebagai surganya Vespa. Jenis-jenis Vespa yang masuk ke Indonesia juga cukup beragam. Dari Vespa jertis Super, Sprint, PX, PS, Excel, Exclusive,-PTS, Special, dan lain sebagainya. Namun, maraknya ekspor Vespa ke luar negeri sedikit banyak mengurangi populasi Vespa di Indonesia.
Merek Vespa dulu erat kaitannya dengan persepsi masyarakat tentang kualitas tinggi, meriengah- atas, dan gagah. Dan banyak orang mengejar status sosial tersebut dengan membeli Vespa lantaran harga mobil waktu itu sangat tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar